Selasa, 27 November 2012

Trematoda Hati

Fasciola hepatica (Cacing Hati)

Kingdom : Animalia
Phylum    : Platyhelminthes
Kelas        : Trematoda
Ordo        : Echinostomida
Genus      : Fasciola
Spesies     : Fasciola Hepatica
Hospes Definitif   : Manusia, kambing dansapi
Hospes Perantara  : I. Keong air (Lymnea)  II. Tanaman air
Nama penyakit      : fasioliasis

Morfologi dan Siklus Hidup

Cacing ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar 500.000 butir.
Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih. Karena jumlah telurnya sangat banyak, maka akan keluar dari tubuh ternak melalui saluran empedu atau usus bercampur kotoran. Jika ternak tersebut mengeluarkan kotoran, maka telurnya juga akan keluar, jika berada di tempat yang basah, maka akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Larva tersebut akan berenang, apabila bertemu dengan siput Lymnea auricularis akan menempel pada mantel siput. Di dalam tubuh siput, silia sudah tidak berguna lagi dan berubah menjadi sporokista. Sporokista dapat menghasilkan larva lain secara partenogenesis yang disebut redia yang juga mengalami partenogensis membentuk serkaria. Setelah terbentuk serkaria, maka akan meninggalkan tubuh siput dan akan berenang sehingga dapat menempel pada rumput sekitar kolam/sawah. Apabila keadaan lingkungan tidak baik, misalnya kering maka kulitnya akan menebal dan akan berubah menjadi metaserkaria. Pada saat ternak makan rumput yang mengandung metaserkaria, maka sista akan menetas di usus ternak dan akan menerobos ke dalam hati ternak dan berkembang menjadi cacing muda, demikian seterusnya.
Penjelasan Singkat
Telur –> Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea –> Sporokista –> berkembang menjadi Larva (II) : Redia –> Larva (III) : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong –> Kista yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air –> Nasturqium officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan selada air) –> masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa menyebabkan Fascioliasis.
 Ciri-ciri morfologi Fasciola hepatica
·  Bersifat hermaprodit.
·  Sistem reproduksi ovivar. Bentuknya menyerupai daun berukuran 20 – 30 mm x 8 – 13 mm.
·  Mempunyai tonjolan konus (cephalis cone) pada bagian anteriornya.
·  Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.
·  Uterus pendek berkelok-kelok.
·  Testis bercabang banyak, letaknya di pertengahan badan berjumlah 2 buah

 Patologi dan Gejala klinis

Terjadi sejak larva masuk kesaluran empedu sampai menjadi dewasa. Parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran. Selain itu, dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang terdapat disaluran empedu dan lamanya infeksi gejala dari penyakit fasioliasis biasanya pada stadium ringan tidak ditemukan gejala. Stadium progresif ditandai dengan menurunnya nafsu makan, perut terasa penuh, diare dan pembesaran hati. Pada stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari perbesaran hati, ikterus, asites, dan serosis hepatis.

Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan yang dapat diberikan antara lain:
·       Heksakloretan
·       Heksaklorofan
·       Rafoxamide
·       Niklofolan
·       Bromsalan yang disuntikkan di bawah kulit
Cara-cara pencegahan
·       Tidak memakan sayuran mentah.
·       Pemberantasan penyakit fasioliasis pada hewan ternak.
·       Kandang harus dijaga tetap bersih, dan sebaiknya tidak dekat kolam atau selokan.
·       Siput-siput disekitar kandang dimusnakan untuk memutus siklus hidup Fasciola hepatica.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar