Fasciola hepatica (Cacing Hati)
Kingdom : Animalia
Phylum :
Platyhelminthes
Kelas
: Trematoda
Ordo
: Echinostomida
Genus
: Fasciola
Spesies : Fasciola
Hepatica
Hospes Definitif :
Manusia, kambing dansapi
Hospes Perantara : I. Keong
air (Lymnea) II. Tanaman air
Nama
penyakit : fasioliasis
Morfologi dan Siklus Hidup
Cacing ini
tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat
hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah
telur yang dihasilkan sekitar 500.000 butir.
Hati
seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih. Karena jumlah telurnya
sangat banyak, maka akan keluar dari tubuh ternak melalui saluran empedu atau usus bercampur kotoran. Jika ternak
tersebut mengeluarkan kotoran, maka telurnya juga akan keluar, jika berada di
tempat yang basah, maka akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium.
Larva tersebut akan berenang, apabila bertemu dengan siput Lymnea auricularis akan menempel pada mantel siput. Di dalam tubuh siput,
silia sudah tidak berguna lagi dan berubah menjadi sporokista.
Sporokista dapat menghasilkan larva lain secara partenogenesis yang disebut redia
yang juga mengalami partenogensis membentuk serkaria. Setelah terbentuk
serkaria, maka akan meninggalkan tubuh siput dan akan berenang sehingga dapat
menempel pada rumput sekitar kolam/sawah. Apabila keadaan lingkungan tidak
baik, misalnya kering maka kulitnya akan menebal dan akan berubah menjadi metaserkaria.
Pada saat ternak makan rumput yang mengandung metaserkaria, maka sista akan
menetas di usus ternak dan akan menerobos ke dalam hati ternak dan berkembang
menjadi cacing muda, demikian seterusnya.
Penjelasan Singkat
Telur
–> Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea –>
Sporokista –> berkembang menjadi Larva (II) : Redia –> Larva (III) :
Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong –> Kista yang
menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air –> Nasturqium
officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang,
apabila memakan selada air) –> masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa
menyebabkan Fascioliasis.
Ciri-ciri morfologi Fasciola hepatica
·
Bersifat hermaprodit.
·
Sistem reproduksi ovivar.
Bentuknya menyerupai daun berukuran 20 – 30 mm x 8 – 13 mm.
·
Mempunyai tonjolan konus
(cephalis cone) pada bagian anteriornya.
·
Memiliki batil isap mulut dan
batil isap perut.
·
Uterus pendek berkelok-kelok.
·
Testis bercabang banyak, letaknya
di pertengahan badan berjumlah 2 buah
Patologi dan Gejala klinis
Terjadi
sejak larva masuk kesaluran empedu sampai menjadi dewasa. Parasit ini dapat
menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran. Selain
itu, dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati. Pada keadaan
lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema. Luasnya organ
yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang terdapat disaluran
empedu dan lamanya infeksi gejala dari penyakit fasioliasis biasanya pada
stadium ringan tidak ditemukan gejala. Stadium progresif ditandai dengan
menurunnya nafsu makan, perut terasa penuh, diare dan pembesaran hati. Pada
stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari
perbesaran hati, ikterus, asites, dan serosis hepatis.
Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan yang dapat diberikan
antara lain:
·
Heksakloretan
·
Heksaklorofan
·
Rafoxamide
·
Niklofolan
·
Bromsalan
yang disuntikkan di bawah kulit
Cara-cara pencegahan
·
Tidak memakan sayuran mentah.
·
Pemberantasan penyakit fasioliasis
pada hewan ternak.
·
Kandang harus dijaga tetap
bersih, dan sebaiknya tidak dekat kolam atau selokan.
·
Siput-siput disekitar kandang
dimusnakan untuk memutus siklus hidup Fasciola hepatica.