A.
Tinjauan Botani
Klasifikasi
·
Kerajaan
: plantae
·
Divisio
: Spermatophyta
·
Sub-diviso
: Angiospermae
·
Kelas
: Monocotyledoneae
·
Ordo
: Zingiberales
·
Famili
: Zungiberaceae
·
Genus
: Curcuma
·
Species
: Curcuma xanthorrhiza ROXB
Ekologi dan Penyebaran
Tumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuh liar di bawah
naungan di hutan jati, di tanah yang kering dan di padang alang – alang ,
ditanam atau tumbuh liar di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai
1500 m di atas permukaan laut.
B.
Tinjauan Kimia
Kandungan kimia temulawak.
Dari hasil tes uji yang dilakukan oleh Balai
penelitian tanaman dan obat, diperoleh sejumlah zat / senyawa dalam rimpang
temulawak antara lain : Air 19,98%, pati 41,45%, serat 12,62%, abu 4,62%, abu
tak larut asam 0,56%, sari air 10,96%, sari alkohol 9,48%, dan kurkumin 2,29%. Dari hasil pengujian tersebut, ditemukan juga
kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, triterpennoid, glikosida tannin,
saponin dan steroid .
Selain itu, terdapat juga kandungan minyak atsiri
sebesar 3,81%, meliputi : d-kamfer, sikloisoren, mirsen,p-toluil metikarbinol,
pati, d-kamfer, siklo isoren, mirsen, p-toluil metilkarbinol, falandren,
borneol, tumerol, xanthorrhizol, sineol, isofuranogermakren, zingiberen,
zingeberol, turmeron, artmeron, sabinen, germakron, dan atlantone.
1. Pati temulawak terdiri dari abu, protein, lemak,
karbohidrat, serat kasar, kurkuminoid, kalium, natrium, kalsium, magnesium,
besi, mangan dan kadnium (Sidik, 1985). pati rimpang temulawak dapat
dikembangkan sebagai sumber karbohidrat, yang digunakan untuk bahan makanan
atau campuran bahan makanan.
2. Fraksi kurkuminoid mempunyai aroma khas, tidak
toksik, terdiri dari kurkumin yang mempunyai aktivitas antiradang dan
desmetoksikurkumin.
3. Minyak asiri berupa cairan berwarna kuning atau kuning
jingga, berbau aromatik tajam. Komposisinya tergantung pada umur rimpang,
tempat tumbuh, teknik isolasi, teknik analisis, perbedaan klon varietas dan
sebagainya.
Kandungan
kimia minyak atsiri temulawak :
Alto-Aromadendre,
β–Atlanton, α–Bergamoten, β-Bisabolol, Bisacumol, Bisacuron, Bisacuron A,
Bisacuron B, Bisacuron C, Bisacuron epoksida, Borneol, Isoborneol, Kamfen,
Kamfor, 1,8 Sineol, Ar-kurkumen, α- kurkumen, β- kurkumen, Kurkufenol ,
Kurzeren, Kurzerenon, P- Sinem, 2-(1,5-Dimetilheks-4-enil) 4 metilfenol, β–
Elemen, δ – Elemen, γ – Elemen, β- Famesen, Furanodienon, Germakonm,
Isofuranogermakren, Limonen, Linalol, Mirsen, α- Pinen, β- Pinen, Sabinen,
β-Seskuifelandren, α- Terpineol, Trisiklen, Turmerol, Ar-turmeron, α-Turmeron,
β-turmeron, Xantorizol dan Zingiberen.
Xanthorrhizol
Zat aktif yang banyak terdapat
dalam tanaman ini salah satunya adalah Xanthorrhizol.
Xanthorrhizol merupakan salah satu komponen dari minyak atsiri dari golongan
seskuiterpenoid. Seskuiterpen merupakan senyawa C15, biasanya dianggap berasal dari tiga satuan isoprene. Seperti
monoterpenoid terdapat sebagai komponen minyak atsiri yang tersuling uap, dan
berperan penting dalam memberi aroma kepada buah dan bunga.
Sifat fisikokimia
Xanthorrhizol
Nama IUPAC : 5-(1,5-dimetilheks-4-enil)-2-metilfenol
Rumus kimia
|
C15H22O
|
||
Sumber
|
Isolasi
dari Curcuma xanthorrhiza.
|
||
Kemurnian
|
≥97%
(HPLC)
|
||
Identifikasi : H-NMR, C-NMR, MS
|
|
||
Pemerian :
|
Tak
berwara hingga kuning muda
|
||
Kelarutan :
|
Larut
dalam DMSO dan 100% etanol.
|
||
Penyimpanan:
|
Terlindung
dari cahaya.
|
||
|
|||
C. Tinjauan
Farmakologi
Rimpang
temulawak memiliki beberapa khasiat seperti :
1. Anti bakteri
2. Anti kanker
3. Anti inflamasi (Anti radang)
4. Amara (peningkat nafsu makan)
5. Meningkatkan vitalitas Tubuh
6. Analgetik (anti nyeri)
7. Antacid
8. Laksativ (pencahar)
9. Antisariawan
10. Menghilangkan jerawat
DAFTAR
PUSTAKA
·
Trevor, Robinson. (1995). Kandungan Organ Tumbuhan Tinggi.
Bandung: Institut Teknologi Bandung
·
J.B., Harborne. (1996). Metode Fitokimia. Bandung:
Institut Teknologi Bandung